Basis Data (
Database ) dapat dbayangkan sebagai sebuah lemari arsip. Jika kita memilik sebuah
lemari arsip dan brtugas untuk mengelolanya, maka kemungkinanbesar kita akan
melakjkan hal – hal seperti: memberi map pada kumpulan arsip yang akan
disimpan, menentukan kelompok arsip, memberi penomoran dengan pola tertentu
yang nilainya unik pada setiap map, lalumenempatkan arsip – arsip tersebut
dengan urutan tertentu di dalam lemari. Kalaupun hal – hal tersebut tidak
seluruhnya dilakukan, paling tidak, semua arsip menerapkan suatu aturan sesuatu tentang bagaimana keseluruhan arsip – arsip tadi
disusun. Yang paling sederhan tentu, menyusun arsip – arsip tadi sesuai
kedatangnya dan tanpa pengelompakan. Hampir tidak akan pernah kita jumpai
adanya lemari arsip yang tidak memiliki aturan dalam penyusunan arsip – arsip di
dalamnya.
Bahkan untukk sebuah
lemari buku atau baju pun, ecara alamiah, kita seringkali menerapkan suatu
aturan tertentu dalam menyusun buu – buku atau baju – baju itu di dalam sebuah
lemari. Upaya penyusanan ini memang baru kita lakukan jika kita rasakan, bahwa
buku atau baju tersbut sudah ‘cukup banyak’.
Mengapa hal – hal itu
kita lakukan ? jawabnya sederhana: kita berharap agar pada suatu saat nanti,
sewaktu kita bermaksud untuk mencari dan mengambl kembali arsip atau buku atau
juga baju dari dalam lemari masing – masing kita dapat melakukan dengan mudah
dan cepat
Dan dari itulah pula
yang menjadi alasan awal tentang perlunya Basis Data.
0 komentar:
Posting Komentar